Senin, 02 Desember 2013

STUDI KASUS PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN



            Di Indonesia pada umumnya, apabila seorang wanita hamil tidak mempunya suami, ia adalah profil seseorang yang telah melanggar adat/kebiasaan suatu keluarga, masyarakat dan bangsa pada umumnya. Budaya/adat istiadat keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia yang berakar dari ajaran agama. Tidak membenarkan dan tidak mentolerir hal semacam itu, baik oleh lingkungan keluarga maupun masyarakat. Orang itu akan dikucilkan, dicibir, dan direndahkan harkatnya. Sebab ia telah melanggar adat/kepribadian keluarga dan masyarakat disekelilingnya. Secara langsung atau tidak langsung, lingkungan masyarakat dimana iya berdomisili telah memberikan sanksi atas perbuatannya yang telah melanggar tata budaya/kepribadian masyarakat dan bangsa. Suatu tingkah laku lainnya yang di pandang sebagai pelanggaran berat terhadap adat istiadat, tata budaya, dan kepribadian bangsa adalah “kumpul kebo” (seorang wanita dan pria dewasa hidup bersama seperti suami istri tanpa melalui proses akad nikah). Mengapa kedua tingkah laku tersebut diatas dipandang sebagai pelanggaran adat istiadat, tata budaya, dan kepribadaian masyarakat/bangsa?
            Sebab kedua kasus tersebut telah melanggar nilai-nilai budaya dan sistem kaidah sebagai “peraturan permainan” dalam pergaulan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
            Akan tetapi bagaimana kedua kasus tersebut jika terjadi dinegara-negara Barat atau di negeri blok Komunis.
Mungkin dianggap biasa-biasa saja. Mengapa begitu? Sebeb, tata budaya dan kepribadian yang di bakukan dalam sistem nilai, sistem kaidah orang-orang Barat dan bagi mereka di negeri-negeri Komunis, membenarkan kebiasaan/tingkah laku seperti itu. Sama sekali bukan merupakan pelanggaran adat istiadat, etika, moral, atau kepribadian bangsanya.
            Sifat-sifat kepribadaian yang berakar dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat di kukuhkan sebagai hukum adat. Di luar itu, ciri-ciri kepribadaian suatu kelompok masyarakat/bangsa, juga tercermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari.
            Ada kesan-kesan positif dari para turis asing yang pernah datang ke Indonesia adalah, menyatakan bahwa salah satu ciri khas kepribadian bangsa indonesia adalah : memiliki sifat ramah tamah, suka menolong, dan memiliki sifat gotong royong. Mengapa para turis asing itu dapat mengungkapkan hal-hal tersebut? Sebab, mereka telah mengamati dan merasakan sifat ramah tamah dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Kesemuanya telah mereka dapatkan tidak dalam polesan atau berpura-pura. Ciri khas suatu kepribadian bangsa dalam bentuk lain dapat diamati dalam macam ragam karya budayanya. Misalnya dari karya-karya budaya atau karya seni tari, seni pahat atau seni ukir, seni sastra, seni bangunan, atau dalam berbagai bentuk ragam pakaian adat. Indonesia memiliki kebhinekaan dalam hal, bahasa, adat istiadat, berbagai ragam karya budaya dari ke bhinekaan suku-suku bangsanya. Tegasnya corak-corak kebudayaan dari berbagai suku-suku bangsa Republik Indonesia, memberi corak-corak kepribadian bangsa Indonesia.
            Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka menolong, dan memiliki sifat gotong royong adalah ciri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada Republik Indonesia, dan terpatri menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia.
            OPINI :  Seharusnya orang tua bisa memberi lebih perhatian dan kasih sayangnya kepada anak tersebut. Supaya sudah besar nanti tidak terjerumus ke hal-hal yang tidak baik. Dan berdampak negatif yaitu mempermalukan aib keluarganya dan anak tersebut akan dikucilkan, dicibir dan diberi sanksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar